Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa khusyuk dalam salat
mengandung makna batin yang meliputi enam unsur, yaitu:
- Kehadiran hati atau konsentrasi
- Memahami bacaan salat
- Mengagungkan Allah
- Haibah (perasaan takut kepada Allah)
- Raja’ (pengharapan kepada Allah)
- Haya’ (perasaan malu kepada Allah)
Prof. Tengku
Hasbi As Shiddieq mengajukan 7 saran sebagai kiat kusyuk dalam shalat:
- Hendaklah kita menganggap berdiri di hadapan Allah yang Mahakuasa, Yang Maha Mengetahui segala rahasia
- Hendaklah memahami zikir-zikir yang dibaca, yakni memperhatikan maknanya, kandungannya, serta maksudnya.
- Hendaklah memanjangkan rukuk dan sujud (tuma’ninah)
- Tidak mempermainkan anggota tubuh, seperti menggerakkan tangan, menggaruk kepala, dan berpaling-paling.
- Hendaklah tetap memandang ke tempat sujud, walaupun bermata buta atau bersalat di sisi Kabbah.
- Hendaklah menjauhkan diri dari segala yang mengganggu hati, seperti menahan buang air besar atau kecil.
Untuk bisa
khusyuk dalam salat diperlukan juga langkah persiapan dan kesiapan sebagai
pra-kondisi sebelum salat atau di luar shalat. Pra-kondisi di sini yang
dimaksud antara lain:
- Memahami fungsi, tujuan, dan tata cara pelaksanaan salat, dengan mengacu pada petunjuk Al Qur’an dan sunnah Rasul.
- Melaksanakan wudu dengan pelaksanaan dan penghayatan yang baik dan benar
- Menyambut bacaan azan dan iqamah dengan penuh penghayatan
- Memilikih tempat salat (masjid / musala) yang kondusif, yaitu suci, bersih, nyaman, tenang, dan menyenangkan.
- Menjauhkan berbagai hal yang bisa mengganggu konsentrasi pelaksanaan salat. Misal: mematikan handphone.
- Memiliki niat yang ikhlas disertai kedekatan dan ketaatan kepada Allah.
Ditulis
oleh Dewan Asatidz
|
Hudzaifah
pernah berkata: Apa yang pertama hilang dari agama kalian adalah khusyu', dan
apa yang paling akhir hilang dari agama kalian adalah sholat, banyak orang
sholat tapi tidak ada kebaikan pada mereka, kalian nanti akan masuk masjid
dan tidak ada lafi orang khusyu'" (al-Madarij 1/521).
Allah berfirman :
حَـٰفِظُواْ
عَلَى ٱلصَّلَوَٲتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلۡوُسۡطَىٰ وَقُومُواْ لِلَّهِ قَـٰنِتِينَ.
Peliharalah segala shalat [mu], dan
[peliharalah] shalat wusthaa [1]. Berdirilah karena Allah [dalam shalatmu]
dengan khusyu’. (al-Baqarah: 238)
وَاسْتَعِينُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ (45)
Dan mintalah pertolongan [kepada Allah]
dengan sabar dan [mengerjakan] shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (al-Baqarah: 45)
Khusyu' merupakan kekuatan sholat. Tanpa khusyu'
sholat seakan tidak mempunyai makna bagi pelakunya, karena sholat hanya
berupa aktifitas fisik yang rutin, tanpa kenikmatan dan tanpa rasa hidmat di
dalamnya.
Menghancurkan dan merusak kekhusyu'an dalam sholat
adalah salah satu misi syetan di dunia ini. Firman Allah dalam menceritakan
misi syetan tersebut:
ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17)
Kemudian aku akan mendatangi mereka dari
muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau
tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur [ta’at]. (al-A'raaf: 17)
Rasulullah s.a.w. bersabda
قال النبي
صلى الله عليه وسلم ( أول شيء يرفع من هذه الأمة الخشوع ، حتى لا ترى فيها خاشعا
.)
Yang
pertama akan hilang dari umatku adalah khusyu', hingga kalian tidak lagi
melihat orang khusyu'. (H.R. Tabrani. Sahih)
Hudzaifah pernah berkata: Apa yang pertama hilang
dari agama kalian adalah khusyu', dan apa yang paling akhir hilang dari agama
kalian adalah sholat, banyak orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada
mereka, kalian nanti akan masuk masjid dan tidak ada lafi orang khusyu'"
(al-Madarij 1/521).
Maka khsyu' ini juga merupakan salah satu sifat
orang beriman. Allah berfirman:
{ قد أفلح المؤمنون الذين هم في صلاتهم خاشعون }
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang
yang beriman, (1) [yaitu] orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.
Ibnu Katsir mengatakan: khusyu' adalah
tidak bergerak, tenang, penuh tawadlu' karena disebabkan takut kepada Allah
dan perasaan diawasi Allah. Khusyu' adalah sadarnya hati seakan berdiri di
depat Allah dengan penuh penghormatan, pengabdian. (al-Madarij 1/520).
Tempat khusyu' adalah di dalam hari dan membekas ke
seluruh tubuh manusia. Kalau hati sudah tidak khusyu' maka seluruh anggota
tubuh tidak lagi beribadah secara serius karena hati ibarat komandonya dan
anggota badan adalah tentaranya.
Khusyu' juga menjadi bukti keikhlasan. Karena
hanya mereka yang ikhlash ibadah karena Allah dan sholat karenaNya yang dapat
melakukan khusyu' secara sempurna. Tanpa keikhlasan, maka seseorang hanya
melakukan kekhusyu'an palsu atau yang sering disebut kekhusyu'an dusta.
Ibnu Qayyim mengatakan ada dua jenis khusyu', yaitu
khusyu' iman dan khusyu' munafik. khusyu' Iman adalah hatinya menghadap Allah
dengan penghormatan, pengagungan, ketenangan, penuh harapan dan rasa malu,
lalu hatinya penuh dengan cinta dan pengakuan kepada Allah yang membekas ke
seluruh anggota badannya.
Adapun khusyu' munafik adalah fisiknya khusyu' tapi
hatinya tidak. Para sahabat sering berdoa: Ya Allah lindungilah aku dari
khusyu' munafik. (Ruh 314).
Ulama mengatakan bahwa hukum khusyu' adalah wajib,
karena banyaknya dalil yang menganjurkan khusyu' dan mencela orang yang tidak
khusyu' dalam sholat.
Rasulullah s.a.w. bersabda:"Lima sholat yang
diwajibkan oleh Allah, barang siapa memperbaiki wudlunya dan melaksanakan
sholat pada waktunya, menyempurnakan ruku'nya dan kekhusyu'annya, maka ia
mendapatkan janji Allah untuk mengampuninya. Barang siapa tidak melakukan
itu, maka ia tidak mendapatkan janji Allah, kalau Allah berkehendak maka
Mengampuninya, kalau Allah berkehendak maka akan menyiksanya." (H.R. Abu
Dawud – sahih)
Dalam hadist lain Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Barang siapa berwudlu dan memperbaiki wudlunya kemudaian ia
sholat dua rakaat, ia konsentrasikan hati dan wajahnya (dan tidak diganggu
oleh nafsunya), maka ia akan diampuni dosanya yang telah telah lewat. (H.R.
Bukhari).
Rasulullah s.a.w. juga pernah bersabda:"Banyak
sekali orang yang sholat hanya mendapatkan capek berdiri" (H.R. Nasai:
hasan).
Tip menghadirkan khusyu dalam sholat
Menghadirkan khusyu' dalam sholat dalam dilakukan
melalui dua cara. Pertama: mengupayakan amalan-amalan yang merangsang
kekhusyu'an dan kedua: menghilangkan hal-hal yang merusak kekhusyu'an.
Adapun amalan-amalan yang
mengantarkan kepada kekhusyu'an adalah sbb:
1. Persiapkan diri untuk sholat. Itu
dimulai dengan mendengarkan adzan dan mengikutinya, berdoa adzan, memperbaiki
wudlu, berdoa setalah wudlu, melakukan siwak sebelum sholat, mempesiapkan
baji sholat, tempat sholat dan menunggu waktu sholat. Bukan bergegas sholat
ketika waktu hampir lewat.
2. Thoma'ninah: yaitu berhenti
sejenak pada setiap rukun-rukun sholat. Dalam hadist diriwayatkan bahwa
Rasulullah s.a.w. ketika sholat, beliau melakukan thma'ninah hingga semua
anggota badan beliau kembali pada tempatnya. (H.R. Abu Dawud dll.) Dalam
hadist lain Rasulullah s.a.w. bersabda:"Seburuk-buruk pencuri adalah
pencuri sholat. Bagaimana itu wahai Rasulullah, tanya sahabat. "Mereka
yang tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya. (H.R. Ahmad dan Hakim: sahih).
Seseorang tidak akan bisa khusyu' tanpa thoma'ninah ini karena cepatnya
pergerakan sholat telah menghilangkan kekhusyu'an dan konsentrasi hati.
3. Ingat kematian saat sholat.
Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:"Ingatlah mati saat kamu sholat,
sesungguhnya seseorang yang ingat mati saat sholat maka ia akan memperbaiki
sholatnya, dan sholatlah seperti sholatnya orang yang mengira itu sholatnya
yang terakhir" (Dailami: sahih). Rasul juga pernah berpesan kepada Abu
Ayub r.a. "Sholatlah seperti sholatnya orang yang pamitan" (Ahmad:
sahih).
4. Tadabbur (menghayati) ayat-ayat
Quran yang dibaca saat sholat, begitu juga dzikir-dzikir dan bacaan sholat
lainnya lainnya serta menyerapkannya dalam diri mushalli.
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ
وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ (29)
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai fikiran. (Shad:29).
Dari Hudzaifah r.a. :Aku sholat di belakang Rasulullah s.a.w., satu
malam. Beliau membaca dengan bebas. Ketika melewati ayat di dalamnya ada
tasbih, beliau bertasbih, ketika melewati ayat permintaan beliau meminta dan
ketika melewati ayat minta perlindungan, beliau pun meminta
perlindungan" (Muslim).
Tadabbur dan tafakkur terhadap ayat-ayat Allah merupakan pengantar
kekhusyu'an. Begitu juga menangis saat mendengar atau membaca ayat-ayat
Allah. Allah berfirman:
وَيَخِرُّونَ
لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka
bertambah khusyu’.(Isra':109).
Atho' pernah bertanya kepada Aisyah r.a.: ceritakan kepadaku apa yang
paling kau kagumi dari Rasulullah, lalu Aisyah menangis. Suatu malam
Rasulullah s.a.w. berdiri untuk sholat, beliau berkata: Wahai Aisyah biarkan
aku menyembah Tuhanku. Sesungguhnya aku senang bersamamu dan aku senang
menyenangkanmu". Lalu beliau pun bangun dan sholat, lalu beliau sholat
sambil menangis sehingga lantai kamarku basah karena air mata beliau. Lalu
berkumandanglah adzan Bilal untuk subuh, ketika Bilal melihat mata Rasulullah
basah karena menangis, Bilal pun bertanya:"Wahai Rasulullah, untuk apa
engkau menangis padahal Allah telah mengampunimu dosamu yang lalu dan yang
akan datang? Rasul menjawab: Wahai Bilal aku lebih suka untuk menjadi hamba
yang banyak bersyukur. Malam ini diturunkan kepadaku ayat yang ruglilah orang
yang membacanya dan tidak menghayatinya, yaitu ayat Ali Imran 190-194. (Ibnu
Hibban:sahih).
1. Membaca ayat satu-satu. Ini juga
mengantarkan kepada khusyu' karena mengantarkan kepada pamahaman dan
penghayatan. Umi Salamah berkata bahwa Rasulullah membaca fatihah dalam
sholat dengan basmalah, lalu berhenti lalu membaca hamdalah lalu berhenti
lalu membaca arrohmaanirrohiiim dan seterusnya. (Abu Dawud: sahih).
2. Memperindah bacaan Quran dan
tartil dapat mengantarkan kepada kekhusyu'an. Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلۡمُزَّمِّلُ قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلاً۬ نِّصۡفَهُ ۥۤ
أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ قَلِيلاً أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ
ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلاً
Hai orang yang berselimut [Muhammad],
(1) bangunlah [untuk sembahyang] di malam hari [1] kecuali sedikit
[daripadanya], (2) [yaitu] seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu
sedikit, (3) atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan
perlahan-lahan. (Muzammil
1-4)
Rasulullah s.a.w. berpesan:"Perindahlah
al-Qur'an dengan suaramu yang merdu, karena suara yang indah akan memperindah
al-Quran" (Hakim:sahih). Dalam hadist lain beliau
bersabda:"Sesungguhnya seindah-indah suara orang membaca Quran, adalah
kalau ia membaca maka orang-orang yang mendengarnya akan takut kapada Allah.
(Ibnu Majah: sahih).
1. Beranggapan bahwa saat sholat ia
sedang menghadap kepada Allah. Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Sesungguhnya kalian apabila sholat maka sesungguhnya ia sedang
bermunajat (bertemu) dengan Tuhannya, maka hendaknya ia mengerti bagaimana
bermunajat dengan Tuhan. Hakim: sahih).
2. Memperhatikan pembatas depan
sholat. Sebaiknya ketika sholat menghadap pembatas depan, misalnya dinding
atau pembatas yang polos. Tujuannya adalah agar pandangan mata kita tidak
terganggu oleh obyek-obyek visual yang mengganggu konsentrasi kita.
Rasulullah s.a.w. bersabda" Hendaklah kalian ketika sholat menaruh
pembatas di depannya agar syetan tidak memutuskan sholatnya" (Abu Dawud:
sahih). Sebaiknya pembatas tersebut berjarak tiga jengkal dari tempatnya
berdiri dan sejengkal dari tempat sujudnya. (Fathul Bari).
3. Meletakkan tangan kanan di atas
tangan kiri di atas dada. Rasulullah s.a.w. bersabda: Kami para nabi
diperintahkan agar dalam sholat meletakkan tangan kanan di atas atas tangan
kiri (Thabrani:sahih). Imam Ahmad menjelaskan bahwa tujuannya adalah agar
kita menundukkan diri di depan Allah dengan khusyu'. Ibnu Hajar mengatakan
bahwa sikap seperti itu adalah sikap seorang yang meminta dengan merendahkan
diri dan sikap seperti itu lebih mengantarkan kepada kekhusyu'an.
4. Mengarahkan pandangan mata pada
tempat sujud. Dai Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. ketika sholat beliau
menundukkan kepalanya dan pandangannya tertuju ke tempat sujud.
(Hakim:sahih). Begitu juga ketika beliau memasuki Ka'bah beliau tidak
memalingkan pandangannya dari tempat sujudnya hingga keluar dari Ka'bah".
(Hakim: sahih).
Bagaimana
dengan pendapat sebagian orang yang melakukan sholat dengan memejamkan mata
dengan dalih itu bisa mengantarkan kepada kekhsyu'an. Sesungguhnya itu
bertentangan dengan contoh yang diberikan Rasulullah s.a.w. Beliau
diriwayatkan tidak pernah sholat dengan memejamkan mata. Namun demikian para
ulama beda pendapat mengenai masalah itu. Imam Ahmad mengatakan memejamkah
mata saat sholat hukumnya makruh karena itu kebiasaan orang Yahudi. Sebagian
ulama mengatakan tidak makruh asalnya demi tujuan baik, misalnya kalau tidak
memejamkan mata terganggu oleh obyek-obyek visual yang ada di depannya atau
di sekitar tempat sholat, maka memejamkan mata pada kondisi seperti itu
dianjurkan.
1. Sebagian ulama melihat bahwa
meragamkan bacaan sholat dapat mengantarkan kepada kekhusyu'an karena
menciptakan suasana baru dalam melaksanakan sholat. Misalnya redaksi bacaan
doa iftitah, ruku', sujud, I'tidal, duduk antara dua sujud dan tashahhud ada
beberapa riwayat sahih yang berbeda-beda. Membacanya dengan redaksi yang
berbeda-beda dapat mempersegar suasana sholat dan mengantarkan kepada
kekhusyu'an. Begitu juga bacaan-bacaan surat setelah fatihah dapat dilakukan
dengan variasi ayat yang berbeda-beda.
2. Disunnahkan membaca ta'awwudz (أغوذ بالله من الشيطان الرجيم) ketika merasakan ada gangguan
konsentrasi dalam sholat. Konon ketika seorang hamba hendak melaksanakan
sholat, syetan menurunkan pasukannya yang disebut Khanzab untuk mengganggu
orang sholat. Abi 'Ash r.a. berkata kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah syetan
telah mengganggu sholatnya dan membolak balikkan bacaannya, Rasulullah
bersabda: Itu syetan bernama Khanzab kalau kamu merasakannya maka bacalah
ta'wudz lalu tiuplah ke kiri tiga kali". Iapun melakukannya dan syetan
tidak lagi mengganggunya. (Muslim). Rasulullah juga mengingatkan: Kalau
kalian sholat maka datanglah syetan mengganggu kalian, sehingga kalian lupa
hitungan rakaatnya. Kalau kalian merasakannya maka sujudlah dua kali ketika
ia duduk (Bukhari). Rasulullah juga mengingatkan bahwa Syetan datang kepada
kalian ketika sholat lalu membuka tempat duduk kalian, lalu ia merekayasa
agar dia ragu apa kentut apa tidak, kalau kalian merasakan itu
janganlah membatalkan sholat hingga dengar suara atau mencium bau (Thabrani:
sahih). Bahkan konon syetan juga menganggu orang yang sholat dengan isu-isu
kebaikan seperti masalah dakwah, masalah sunnah, masalah keilmuan dan politik
agar sholatnya tidak lagi terfokus.
3. Bacalah cerita orang solih
terdahulu bagaimana mereka berkhusyu' dalam sholatnya. Ali r.a. ketika hendak
sholat maka mukanya berubah, lalu ia ditanyai tentang itu, beliau menjawab:
datang waktu ketika amanah ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung
tapi mereka menolak tapi aku kini membawanya. Konon mereka ketita sholat
memerah wajahnya karena takut akan menghadap Allah. Salah seorang sahabat
diceritakan terkena panah saat berperang, lalu ia minta agar dicabut saat ia
sholat karena saat itu ia lupa semuanya dan hanya ingat Allah.
4. Berdoa dalam sholat, khususnya
saat sujud. Rasulullah s.a.w. bersabda:"Kondisi paling antara hamba dan
Tuhannya adalah saat sujud, maka perbanyaklah doa" (Muslim).
5. Dzikir setelah sholat. Setelah
melaksanakan sholatnya hendaknya seorang hamba melakukan dzikir selesai
sholat untuk memperkuat dan menyempurnakan sholatnya. Tentu saja tidak
hanya dzikir dalam lisan tapi juga diresapi makna dan kandungannya.
Adapun perkara-perkara yang
mengganggu kekhusyu'an adalah sbb:
1.
Membersihkan
tempat sholat dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi seperti gambar-gambar dan
ornamen yang menarik perhatian orang sholat. Aisyah r.a. pernah mempunyai
kelambu di rumahnya berwarna-warni, lalu Rasulullah memintanya agar
menyingkirkan itu karena itu mengganggu sholat beliau. (Bukhari). Maka
hendaknya melakukan sholat di tempat yang jauh dari kebisingan dan banyak
orang lalu lalang, tempat orang ngobrol, apalagi tempat hiburan dan
bersenang-senang karena itu akan mengganggu kekhusyu'an sholat. Begitu juga
agar lokasi sholat tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Rasulullah s.a.w.
memerintahkan agar para sahabat melakukan sholat dhuhur saat cuaca agak
dingin.
2.
Memakai
pakaian yang polos dan tidak banyak warna. Karena itu akan menarik pandangan
mushalli dan mengganggu konsentrasinya dalam sholat. Rasulullah pernah sholat
dan terganggu dengan kelambu Aisyah yang berwarna-warni lalu beliau meminta
untuk menyingkirkannya. (Bukhari dll.).
3.
Hindari
solat di waktu makan. Rasulullah s.a.w. bersabda"Tidak baik sholat di
hadapan makanan" (Muslim). Riwayat lain mengatakan "Ketika maka
malam sudah siap dan datang waktu sholat, maka dahulukan makan malam"
(Bukhari).
4.
Hindari
menanah buang air besar, kecil dan angin. Rasulullah s.a.w. melarang sholat
sambil menahan kencing (Ibnu Majah:sahih). Riwayat lain mengatakan bahwa
Rasululllah s.a.w. bersabda kalau kalian akan sholat dan ingin ke wc maka
pergilah ke wc dulu (Abu Dawud:sahih).
5.
Hindari
sholat dalam keadaan ngantuk berat. Rasulullah s.a.w. bersabda "Kalau
kalian sholat dan ngantuk maka tidurlah hingga ia mengerti apa yang
dikatakan" (Bukhari). Riwayat lain dengan tambahan: ditakutkan ketika
kalian ngantuk dan melakukan sholat maka ia tidak sadar maunya meminta
ampunan Allah tapi malah mengumpat dirinya. (Bukhari)
6.
Hindari
sholat di tempat yang kurang rata atau kuarng bersih karena itu akan
menganggu konsentrasi saat sujud. Rasulullah s.a.w. bersabda "Janganlah
kau membersihkan tempat sujudmu (dari kerikil) saat sholat, kalau terpaksa
melakukannya maka itu cukup sekali (Abu Dawud:sahih).
7.
Jangan
membaca terlalu keras sehingga mengganggu orang sholat di samping kita.
Rasulullah s.a.w. bersabda "Ingatlah bahwa kalian semua menghadap Allah,
janganlah saling mengganggu, jangan membaca lebih keras dari saudaranya dalam
sholat" (Abu Dawud: sahih).
8.
Jangan
tengak-tengok saat sholat. Rasulullah s.a.w. mengingatkan bahwa tengak-tengok
dalam sholat adalah gangguan syetan. (Bukhari). Dalam hadist lain dikatakan
"Allah senantiasa melihat hambanya saat sholat selama ia tidak menengok,
kalau menengok maka Allah meninggalkannya" (Abu Dawud: sahih).
9.
Jangan
melihat ke arah atas. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda "Ada orang-orang
sholat sambil menghadap ke atas, mudah-mudahan matanya tidak kembali"
(Ahmad:sahih).
10.
menahan
mulut ketika ingin menguap. Sabda Rasulullah s.a.w. Ketika kalian menguap
saat sholat, maka tahanlah sekuatnya karena syetan akan masuk ke mulut kalian"
(Muslim).
11.
Jangan
sholat seperti kebiasaan binatang. Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w.
melarang sholat seperti patukan gagak, duduknya harimau dan menjalankan
ibadah di tempat yang satu seperti onta (Ahmad: sahih).
Akhirnya,
khusyu' ini berat tapi dapat kita jalankan melalui latihan dan membiasakan
diri. Salah satu upaya agar kita dapat melakukan khusyu' dengan mudah adalah
dengan memperbanyak doa:
اللَّهُمَّ
طَهِّرْنِي بِالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَالْمَاءِ الْبَارِدِ ، اللَّهُمَّ طَهِّرْ
قَلْبِي مِنَ الْخَطَايَا كَمَا طَهَّرْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ
، وَبَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ ذُنُوبِي كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ ، وَنَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ ، وَدُعَاءٍ لاَ
يُسْمَعُ ، وَعِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ
هُؤُلاَءِ الأَرْبَعِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِيشَةً نَقِيَّةً
وَمَيْتَةً سَوِيَّةً وَمَرَدًّا غَيْرَ مُخْزٍى.
Sumber : klik disini
Mudah-mudahan
bermanfaat.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar