Minggu, 12 Mei 2013

Manfaat, Kewajiban, dan Cara Wudhu Yang Sempurna

Keutamaan Wudhu Yang Sempurna
Seorang yang bertaubat dan ingin Hijrah dari mengerjakan perbuatan yang mungkar menuju hanya mengharap Ridho, Rahmat, Ampunan, serta Pertolongan Allah, senantiasa ingin menyempurnakan berbagai amalan ibadahnya.

Salahsatu dasar amalan ibadah agar diterima oleh Allah SWT adalah Wudhu Yang Sempurna, karena salahsatu manfaat wudhu yang sempurna adalah gugurnya dosa-dosa kecil yang pernah dikerjakan sebelumnya.

Hadis riwayat Usman bin Affan Radhiyallahu 'anhu : ia berkata : Bahwa Ia (Usman Radhiyallahu 'anhu ) minta air lalu berwudhu. Beliau membasuh kedua telapak tangannya tiga kali lalu berkumur dan mengeluarkan air dari hidung. Kemudian membasuh wajahnya tiga kali, lantas membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, tangan kirinya juga begitu. Setelah itu mengusap kepalanya, kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali, begitu juga kaki kirinya. Kemudian berkata: Aku pernah melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu seperti wudhuku ini, lalu beliau bersabda: Barang siapa yang berwudhu seperti cara wudhuku ini, lalu salat dua rakaat, di mana dalam dua rakaat itu ia tidak berbicara dengan hatinya sendiri, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni (HR. Muslim No. 331)


Disunahkan untuk melebarkan area wudhu :

Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu , ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Kalian adalah orang-orang yang memiliki cahaya muka, cahaya tangan dan cahaya kaki pada hari kiamat, karena penyempurnaan wudhu. Maka barang siapa di antara kalian yang mampu, hendaklah ia memanjangkan cahaya putih tersebut. (HR. Muslim No. 362)

Nu'aim al-Mujmir Radhiyallahu 'anhu berkata, "Saya naik bersama Abu Hurairah ke atas masjid. Ia berwudhu lalu berkata, 'Sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi bersabda, 'Sesungguhnya pada hari kiamat nanti umatku akan dipanggil dalam keadaan putih cemerlang dari bekas wudhu. Barangsiapa yang mampu untuk memperlebar putihnya, maka kerjakanlah hal itu.'"[5]

Tidak akan diterima Shalat kita jika tanpa berwudhu :

Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidaklah diterima shalat orang yang berhadats sehingga ia berwudhu.' Seorang laki-laki dari Hadramaut bertanya, "Apakah hadats itu, wahai Abu Hurairah?" Ia menjawab, "Kentut yang tidak berbunyi atau kentut yang berbunyi." (HR. Bukhari)

Selalu dalam keadaan berwudhu sebagai tanda kita termasuk hamba-Nya yang selalu bersyukur :

Wudhu juga sebagai tanda Allah SWT sayang kepada kita, ingin membersihkan kita (dari segala dosa), ingin menyempurnakan nikmat yang kita terima, dan ingin membuat kita menjadi hamba-Nya yang besyukur. Dalam artian lain, wudhu menunjukkan kepada Allah SWT bahwa kita termasuk hamba-Nya yang bersyukur  :
QS. Al Maa-idah [5] : 6

yaa ayyuhalladziina aamanuu idzaa qumtum ilaa ash-sholaati fagh-siluu wujuuhakum wa-aydiyakum ilaalmaraafiqi wamsahuu biru-uusikum wa-arjulakum ilaalka'bayni, wa-in kuntum junuban fath-thoh-haruu, wa-in kuntum mardhoo aw 'alaa safarin aw jaa-a ahadum-minkum minal-ghaa-ithi aw laamastumun-nisaa-a falam tajiduu maa-an fatayammamuu sho'iidan thoyyiban famsahuu biwujuuhikum wa-aydiikum minhu, maa yuriidullaahu liyaj'ala 'alaykum min harajin walaakin yuriidu liyuthoh-hirokum waliyutimma ni'matahu 'alaykum la'allakum tasykuruun

[5:6] Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit403 atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh404 perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni'mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.


Memelihara wudhu akan mengangkat derajat kita :

Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah bertanya kepada Bilal ketika shalat Fajar, “Wahai Bilal, ceritakan kepadaku tentang amalan yang paling engkau amalkan dalam Islam, karena aku sungguh telah mendengar gemerincing sandalmu di tengah-tengahku dalam surga.” 

Bilal berkata, “Aku tidaklah mengamalkan amalan yang paling kuharapkan di sisiku, hanya aku tidaklah bersuci di waktu malam atau siang, kecuali aku shalat bersama wudhu itu sebagaimana yang telah ditetapkan bagiku.” (HR Bukhari).


Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang dengannya Allah akan menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajatnya! Para sahabat berkata: “Tentu, wahai Rasulullah. Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Menyempurnakan wudhu walaupun dalam kondisi sulit, memperbanyak jalan ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat, maka itulah yang disebut dengan ar ribath.” (HR. Muslim no. 251)


Ar-ribath = senantiasa menjaga kesucian.



Berwudhu sebelum tidur :
QS. Az Zumar [39] : 42

allaahu yatawaffal-anfusa hiina mawtihaa wallatii lam tamut fii manaamihaa, fayumsikullatii qadhoo 'alayhaalmawta wayursilul-ukhraa ilaa ajalin musamma, inna fii dzaalika la aayaatil-liqawmin yatafakkaruun.

[39:42] Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.

Mati dapat datang kapanpun, juga di waktu kita tidur. Maka sebaiknya berwudhu sebelum tidur.

"Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan shalat." (HR. Bukhari dan Muslim serta yang lainnya).

Berwudhu sebelum berhubungan suami isteri :

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila seseorang telah berhubungan denga istrinya, kemudia ingin mengulanginya lagi maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu.” (HR. Muslim no 308, At Tirmidzi, Ahmad dari Abu Sa’id Al Khudri dan dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Ats Tsamarul Mustathob hal.5)

Urutan Wudhu Yang Sempurna :

1. Membaca niat wudhu : 

“Nawaitul wudhuu-a liraf’ll hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta’aalaa”

Artinya : 
“Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah semata.”

2. Membaca Basmalah (Bismillaahirrohmaanirrohiim)

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Tidak sah shalat bagi orang yang tidak berwudhu dan tidak sah wudhu bagi orang yang tidak menyebutkan nama Allah (yakni Bismillah). (HR. Abu Dawud 101, At-Tirmidzi 25, dan Ibnu Majah 399].

3. Mencuci tangan kanan (dari sela-sela jari hingga pergelangan) 3 x, lalu sebelah kiri 3 x 

4. Berkumur 3 x

5. Bersiwak (gosok gigi)

6. Memasukkan (menghisap) air ke dalam rongga hidung (istinsyaq) dan mengeluarkannya 3 x. 
Usahakan untuk bisa memasukkan sedalam-dalamnya, kecuali jika dalam keadaan puasa.

7. Membasuh seluruh permukaan muka sebanyak 3 x

8. Membasuh tangan (dari sela-sela jari sampai siku) sebelah kanan 3 x, lalu tangan sebelah kiri 3 x

9. Mengusap seluruh rambut di kepala 3 x

10. Membasuh seluruh kedua daun telinga 3 x

11. Membasuh kaki (sela-sela jari, telapak, hingga mata kaki) kanan 3 x, lalu kaki kiri 3 x

Setelah selesai berwudhu, ucapkan doa :

“Asyhadu allaa ilaaha illallahu wahdahu la syarikalah, wa asyadu anna muhammadan 'abduhu wa roosuluh. Allahummaj ‘alni minattawwabiina, waj ’alni minal muttatohhirin”

Artinya :
"Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan tiada sekutu bagi-Nya. Aku juga bersaksi, bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus Rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikan pula aku termasuk orang-orang yang mensucikan diri."

Demikianlah, semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa menjaga wudhu kita. 
Amiin yaa Robbal 'aalamiin.

Sumber : 10dosabesar.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar